Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Rabu, 25 Februari 2015

Live, Life, Laugh, Love and Lie

Aku percaya, setiap orang pasti punya beban masing-masing. Aku berani taruhan, setiap orang yang hidup pasti punya masalah, tidak ada yang bisa luput dari masalah, sekalipun dia memiliki segalanya. True?

Live,
Tentang hidup. Pernah kah kamu bertanya pada diri sendiri. Sebenarnya apa tujuan Tuhan menciptakan kita? Apa tujuan Tuhan memberikan kita hidup? Ya, aku pernah. Dan sampai saat ini aku belum menemukan jawabanya. Sering aku menyesal, kenapa aku harus hidup, jika akhirnya aku akan mati juga. Apa sebenarnya yang Tuhan rencanakan. Ketahuilah, hidup yang aku jalani tidak lah mudah, Sangat tidak mudah. Sampai kalian pun tidak dapat membayangkannya. Aku tahu, aku berdosa karena telah menyalahkan Tuhan yang sudah memberikan hidup padaku, tapi aku.. Ah entahlah, aku masih belum tahu alasan kenapa aku ada.

Life,
Kehidupan ku tidak sama dengan mereka, terutama dengan orang-orang yang berada disekitarku. Aku berbeda dari segi apapun. Aku iri pada kehidupan yang mereka miliki, aku iri pada semua yang mereka punya. Mereka bisa hidup dengan beban yang mungkin lebih ringan dariku. Mereka punya keluarga yang selalu ada untuk mereka, selalu bisa jadi pendengar untuk setiap keluh kesah mereka. Mereka punya rumah yang selalu mereka rindukan untuk pulang. Mereka punya ayah dan ibu yang sangat menyayangi mereka, punya kakak dan adik yang selalu bisa mereka ceritakan kenakalan dan kelucuannya. Mereka punya kakek dan nenek yang selalu bisa membanggakan mereka pada orang lain. Mereka punya saudara-saudara yang baik, hangat dan siap mengulurkan tangan ketika mereka butuh bantuan. Aku sebenarnya benci, terhadap mereka yang selalu bisa menceritakan ayahnya. Aku juga benci ketika mereka menceritakan kehidupan mereka yang sangat bahagia sebelum mereka disini. Aku bahkan benci ketika mereka merengek merindukan kampung halamannya. Karena aku tidak bisa ! Aku tidak bisa melakukan apa yang mereka bisa lakukan.

Laugh.
Tertawalah ! Seharusnya kalian bisa tertawa, kehidupan kalian tidak cacat sepertiku. Seharusnya kalian bisa lebih bahagia dariku. Makan bersama, dengan makanan yang sangat sederhana, tapi disana lengkap. Ada ayah, ibu, kakak dan adek, aku lupa kapan terakhir melakukan itu, atau mungkin itu hanya mimpi. Dulu, aku sempat tertawa lepas, hidup tanpa beban, tapi itu sangat duluu. Bagaimana jadinya sekarang jika Ayah masih ada, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil, masih sangat naif. Belum tau betapa berharganya tertawa untuk sekarang ini. Ini bukan semata-mata karena ayah pergi. Tapi tentang keluargaku sendiri yang mengharamkan tawa dihidupku.

Love,
Suatu hari nanti. Aku hanya ingin bertemu dan hidup bersama dengan seseorang yang bisa menerima cacat hidupku dengan lapang dada, dengan tangan terbuka. Seseorang yang bisa membuatku lupa tentang kehidupanku yang aku kutuk sendiri ini. Seseorang yang bisa mengajari ku bagaimana cara membina keluarga yang sebenarnya. Seseorng yang dapat menggantikan posisi ayah, ibu dan semuanya yang tidak pernah aku dapatkan sampai saat ini. Seseorang yang mampu menebus semua kegagalan dihidupku sebelumnya. Seseorang yang akan menemaniku sampai nanti Tuhan memngambil hidupku.

Lie,
Bohong? entahlah, kebohongan apa saja yang pernah aku lakukan untuk hidup ini, mungkin karena terlalu banyak, atau bisa jadi semua kehidupanku adalah kebohongan.
Bohong, karena aku tidak pernah baik-baik saja. Kalian mungkin sering melihatku bertingkah seperti orang bodoh. Salah-salah malah membuat kalian men-cap ku sebagai orang yang memang benar-benar bodoh. Tidak apa, itu caraku mendapatkan perhatian kalian, aku senang jika dengan aku bersikap seperti itu kalian menganggapku ada.
Aku juga sering berbohong pada diriku sendiri kalau aku kuat, aku bisa sampai di titik inipun sudah uyuhan. Haha, nyatanya sering sekali aku menghabiskan malam dengan bantal yang sudah basah. Dan berharap bisa tertidur nyenyak kemudian bangun dan mendapati aku sudah berada di tempat lain selain di dunia ini dan dalam keadaan hilang ingatan. (jangan di Amin-in).

Previous Isn't it? Next Well i did

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Jake Simms
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt utlaoreet dolore.