Lihat?
Pada akhirnya aku yang akan kalah kan? Sayang, Katakanlah, tatap mataku. Kumohon , katakanlah
sambil menatap mataku . Apakah kamu baru saja mengatakan bahwa kamu ingin pergi?
Apakah kamu ingin mengakhirinya denganku? Apa salah ku? Apa mungkin kamu sudah punya yang lain? Atau mungkin kamu bosan denganku? Apa ada hal lain
tentang kamu yang tidak aku ketahui. Ayolah. Jangan biarkan aku terus menebak.
Baiklah
, jika itu yang kamu inginkan . Aku kan
mengalah supaya kamu bisa hidup lebih baik. Karena mungkin kalau terus bersamaku
hidupmu menjadi makin sulit. Dan karena mungkin dengan cara aku
melupakanmu dan berhenti menjadi bayang-bayang dihidupmu, kamu akan hidup lebih baik. Hanya itu yang bisa kulakukan
(-atau setidaknya) aku janjikan padamu.
Tentang
cinta yang sudah terlanjur kamu berikan,aku
ikhlas jika kamu mau mengambilnya kembali, toh aku memang tidak cukup layak
untuk mendapatkannya kan? Ambillah
kembali J aku
tidak apa-apa. Jangan kamu tinggalkan bekasnya sedikitpun, Karena bukan tidak
mungkin itu malah akan membuatku menginginkan keutuhannya lagi, jadi bawalah semuanya. Jangan pernah meminta maaf,
tidak ada yang menginginkan ini dengan sengaja. Aku tau.Jangan khawatirkan aku,
karena sudah kubilang sebelumnya kalau aku tidak apa-apa.
Kamu
sendiri yang mengatakan, bahwa kamu ingin pergi kan? Kamu butuh suasana hati
yang baru, butuh tempat untuk menhyinggahkan hatimu itu, dan tentunya bukan
padaku, bukan pada hatiku lagi.
Aku
marah, tidak.. mungkin aku kecewa. Tidak ada alasan untuk aku harus marah
dengan segala keputusan yang mungkin sudah sangat kamu fikirkan dengan matang? Iya
kan? Sebenarnya, aku ingin sekali menahanmu, mengatakan dan mungkin memohon
supaya kamu bisa tinggal sebentar lagi. Tapi aku tidak punya kekuatan sehebat
itu. Aku diam. Dan kamu pergi.
Sebenarnya,
Kamulah
alasan hidupku, alasan kenapa aku masih disini, hidup dengan bayangan kenangan
pahit. Kamulah yang sat ini aku kuinginkan. Bahkan kamu lah yang membuatku
buta, membuatku hanya bisa melihatmu saja. sangat menyedihkan, sampa-sampai aku ingin menertawai diriku sendiri. Tapi kamu
malah memilih untuk pergi dan hanya menyisakan pertanyaan yang tidak pernah menemukan
jawabannya “kenapa?”
kenapa
dulu kamu bersikap seolah mencintaiku dengan sepenuhnya ? Oh, apa itu memang kelebihanmu,
meninggikan harap, memujiku setinggi lagit, memberikan rasa nyaman seolah itu
tidak akan pernah berakhir. Aku masih sangat ingin bersamamu, kalau kamu tau.
Apakah
kamu masih ingat hari itu?
Hari
saat kita pertama bertemu?
Aku
masih sangat mengingatnya mengingatnya, setiap detiknya.
Janji
yang kamu katakana dulu, walau aku tau itu tak sepenuhnya janji yang serius. Katanya
kamu hanya akan peduli padaku. Katanya kamu akan melindungku. Katanya kamu hanya akan
mencintaiku.
Apakah
kau benar-benar mencintaiku? Ah, itu hanya harapanku saja. Kamu bukan manusia
yang terlahir bisa mencintai satu wanita saja kan?
Kamu akan melupakanku dan mungkin aku akan
sangat membencimu. Aku yakin kamu juga tahu itu.
Aku
kan melupakanmu agar kamu hidup lebih baik
Selamat
tinggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar