Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sabtu, 07 Maret 2015

No thing

Basah,
Aku mengusap lembaran buku yang kini berada tepat diwajahku. Buram, aku menundukan kepalaku. Aku sedang tidak membaca, bagaimana bisa membaca dalam keadaan mata tergenang air yang seketika membuncah keluar dari setiap sudut.

Bukan, bukan karena cerita dari buku ini teramat sangat menyedihkan. Dan juga bukan karena salah satu tokoh didalam cerita ini meninggal dunia. Karena ceritaku bisa saja lebih mengharu biru jika dibukukan.

Buru-buru aku menyeka setiap air mata yang jatuh secara bebas kepermukaan buku ini, alih-alih nanti sobek dan rusak. Tetapi tidak mengubah apapun, malah permukaan buku ini hampir sempurna basah! "Bodoh, bukan bukunya yang harus di lap, tapi sumber air mata itu!  Lap matamu cepat!  Hentikan tangis itu, percuma ! " kataku menggertak dalam hati.

Aku tegak kan kepalaku, aku mencoba menyeka setiap jengkal pipiku yang sejak dari 10menit yang lalu teraliri air mata. Aku tatap langit lamat-lamat. Sejenak pikiranku kosong. Lalu entah kenapa air mata sialan ini tiba-tiba keluar lagi dengan derasnya dari sudut yang lain. " baiklah, aku menyerah untuk membujuk diriku kali ini, tak apa, keluarkan semuanya, tapi aku mohon.. Jangan bersuara, jangan biarkan ada orang lain yang mendengar dan tau betapa kamu sangat menyedihkan malam ini"

Aku pejamkan mataku, mencoba memahami dan mencari alasan kenapa aku merasakan sakit yang seperti ini lagi. Aku putar kembali setiap rentetan kejadian yang sudah aku lalui. Dari kejadian setelah kita sepakat untuk mengatakan " kita mulai lagi dari awal " dan dari sebelum itu.
Tercekat!  Aku tidak bisa bernafas, cepat-cepat aku buka mataku, hapir saja aku kehilangan kesimbangan. Itu terlalu menyedihkan! Aku tidak bisa seperti ini terus!

Langit itu masih sama, dan perasaan ini juga masih sama (-sepertinya), sama seperti dua bulan lalu, bekas luka ini menganga kembali dengan indahnya. Sakit!.

Perasaan ingin dicintai,
Perasaan ingin disayangi,
Perasaan ingin dihargai,
Perasaan ingin dilihat,
Perasaan ingin diakui,
Perasaan ingin dianggap,
Perasaan ingin ditemani,
Perasaan ingin didengarkan,
Perasaan ingin diutamakan,
Perasaan ingin menjadi prioritas,
Perasaan ingin memiliki seutuhnya,

Terlalu "muluk" kah untuk ku?

Ternyata memang selalu aku-lah yang terlalu menginginkan. Aku yang terlalu memaksakan semuanya, menganggap perasaannyapun pasti akan sama terhadapku. Yang pada kenyataannya boleh jadi PERASAANYA TIDAK LEBIH DARI SEKEDAR KAGUM dan sebuah perasaan seperti ; kadang-merasa-kesepian-dan-butuh-teman. Tidak seperti kamu Put, yang setiap saat selalu merasa sendiri, mengharapkan ada orang yang akan rela menukar segalanya demi KAMU!
Berpijaklah kebumi!!
Kamu siapa? Bukanlah sesuatu yang seberharga itu!

Previous D :) Next Kadang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Jake Simms
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt utlaoreet dolore.