Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Minggu, 22 Februari 2015

Isn't it?

Mengingat masa lalu bukan berarti ingin mengulang.
Mengingat masa lalu bukan berarti kita menyesal.
Mengingat masa lalu bukan berarti kita gagal move on.

Sesekali kita memang harus melihat kearah belakang, bukan untuk menjadikannya acuan dimasa mendatang. Tetapi untuk menjadi tolak ukur kita dalam melakukan segala hal kedepannya, mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi, lalu kemudian menerapkannya untuk masa depan.

Mungkin sulit bagi kita, terutama aku untuk berdamai dengan masa lalu. Kadang malah menjadikannya suatu beban dihidup kita. Cukup sulit karena, apa yang terjadi pada kita hari ini sangat berkaitan erat dengan masa lalu, hubungan sebab-akibat yang sudah menjadi takdir alam yang tidak bisa ditolak. Cukup sulit karena, kebanyakan dari kita terlalu banyak mengingat masalalu yang menyedihkan, padahal tidak semua masa lalu itu berisi pilu.

Aku bilang tadi "mengingat masa lalu bukan berarti ingin mengulang" . Pertanyaannya. Siapa yang mau mengulang masa lalu? Tidak ada. Ini berbeda jika kita terapkan pada sebuah hubungan. Aku ingin mengingatnya ketika aku ingin mengingatnya dan hanya ingin mengingatnya saja, tidak lebih. Kamu pernah? Berfikir, seandainya saja dulu aku begini... Seandainya aku tidak... Lalu kemudian mencari pembenaran-pembenaran atas kejadian itu? Pernah? Ingin mengulang? Kurasa tidak.

Lalu " mengingat masa lalu bukan berati kita menyesal". Tidak ada gunanya kita menyesal . Menyesali masa lalu? Untuk apa? Apakah bisa merubah masa depan? Tidak kan?!. Ketika kita memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan,  aku yakin kita telah-dengan-begitu sangat memikirkannya. Kita berani mengambil kepututusan, tandanya kita juga harus berani menanggung resiko yang ada. Aku yakin dari pada sibuk menyesali dan akhirnya ingin kembali mengulang, lebih baik fokus terhadap apa yang akan kita lakukan kedepan. Memang, kadang dengan mengulang kita bisa memperbaiki kesalahan sebelumnya. Tapi hey, aku rasa ini sama saja dengan kita membaca buku yang pernah kita baca. Ceritanya akan sama, begitupun akuhirnya. And just wasting your time right?

Terakhir "mengingat bukan berarti kita tidak bisa moving on" . Yang perlu kita tahu, move on itu bukan berarti kita melupakan hal-hal yang sudah terjadi, melainkan kita harus bisa menerima apa yang telah terjadi dan memutuskan untuk melanjutkan hidup. Jadi tidak ada salahnya dalam mengingat bukan? Kapasitas hati, persaan, dan otak manusia telah dirancang sedemikian rupa untuk merekam segala kejadian yang terjadi pada diri kita terutama kejadian menyakitkan.

Kesimpulannya, tidak salah kan jika aku ingin mengingat dia? Biar bagaimanapun dia pernah menjadi bagian dari kehidupanku meskipun tidak lama. Dia pernah ada buatku. Dia yang pernah mencoba membahagiakanku. Dia permah membuat hari-hariku berawarna. Lalu kemudian, memberikan luka tanpa jeda.

Aku sudah memaafkannya, meskipun belum sepenuhnya termaafkan. Dia bisa menebusnya sedikit demi sedikit ketika aku diam-diam merindukannya, diam-diam mengingatnya seperti sekarang ini.

Previous Never too Late Next Live, Life, Laugh, Love and Lie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Jake Simms
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt utlaoreet dolore.