Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Aku percaya, setiap orang pasti punya beban masing-masing. Aku berani taruhan, setiap orang yang hidup pasti punya masalah, tidak ada yang bisa luput dari masalah, sekalipun dia memiliki segalanya. True?

Live,
Tentang hidup. Pernah kah kamu bertanya pada diri sendiri. Sebenarnya apa tujuan Tuhan menciptakan kita? Apa tujuan Tuhan memberikan kita hidup? Ya, aku pernah. Dan sampai saat ini aku belum menemukan jawabanya. Sering aku menyesal, kenapa aku harus hidup, jika akhirnya aku akan mati juga. Apa sebenarnya yang Tuhan rencanakan. Ketahuilah, hidup yang aku jalani tidak lah mudah, Sangat tidak mudah. Sampai kalian pun tidak dapat membayangkannya. Aku tahu, aku berdosa karena telah menyalahkan Tuhan yang sudah memberikan hidup padaku, tapi aku.. Ah entahlah, aku masih belum tahu alasan kenapa aku ada.

Life,
Kehidupan ku tidak sama dengan mereka, terutama dengan orang-orang yang berada disekitarku. Aku berbeda dari segi apapun. Aku iri pada kehidupan yang mereka miliki, aku iri pada semua yang mereka punya. Mereka bisa hidup dengan beban yang mungkin lebih ringan dariku. Mereka punya keluarga yang selalu ada untuk mereka, selalu bisa jadi pendengar untuk setiap keluh kesah mereka. Mereka punya rumah yang selalu mereka rindukan untuk pulang. Mereka punya ayah dan ibu yang sangat menyayangi mereka, punya kakak dan adik yang selalu bisa mereka ceritakan kenakalan dan kelucuannya. Mereka punya kakek dan nenek yang selalu bisa membanggakan mereka pada orang lain. Mereka punya saudara-saudara yang baik, hangat dan siap mengulurkan tangan ketika mereka butuh bantuan. Aku sebenarnya benci, terhadap mereka yang selalu bisa menceritakan ayahnya. Aku juga benci ketika mereka menceritakan kehidupan mereka yang sangat bahagia sebelum mereka disini. Aku bahkan benci ketika mereka merengek merindukan kampung halamannya. Karena aku tidak bisa ! Aku tidak bisa melakukan apa yang mereka bisa lakukan.

Laugh.
Tertawalah ! Seharusnya kalian bisa tertawa, kehidupan kalian tidak cacat sepertiku. Seharusnya kalian bisa lebih bahagia dariku. Makan bersama, dengan makanan yang sangat sederhana, tapi disana lengkap. Ada ayah, ibu, kakak dan adek, aku lupa kapan terakhir melakukan itu, atau mungkin itu hanya mimpi. Dulu, aku sempat tertawa lepas, hidup tanpa beban, tapi itu sangat duluu. Bagaimana jadinya sekarang jika Ayah masih ada, mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil, masih sangat naif. Belum tau betapa berharganya tertawa untuk sekarang ini. Ini bukan semata-mata karena ayah pergi. Tapi tentang keluargaku sendiri yang mengharamkan tawa dihidupku.

Love,
Suatu hari nanti. Aku hanya ingin bertemu dan hidup bersama dengan seseorang yang bisa menerima cacat hidupku dengan lapang dada, dengan tangan terbuka. Seseorang yang bisa membuatku lupa tentang kehidupanku yang aku kutuk sendiri ini. Seseorang yang bisa mengajari ku bagaimana cara membina keluarga yang sebenarnya. Seseorng yang dapat menggantikan posisi ayah, ibu dan semuanya yang tidak pernah aku dapatkan sampai saat ini. Seseorang yang mampu menebus semua kegagalan dihidupku sebelumnya. Seseorang yang akan menemaniku sampai nanti Tuhan memngambil hidupku.

Lie,
Bohong? entahlah, kebohongan apa saja yang pernah aku lakukan untuk hidup ini, mungkin karena terlalu banyak, atau bisa jadi semua kehidupanku adalah kebohongan.
Bohong, karena aku tidak pernah baik-baik saja. Kalian mungkin sering melihatku bertingkah seperti orang bodoh. Salah-salah malah membuat kalian men-cap ku sebagai orang yang memang benar-benar bodoh. Tidak apa, itu caraku mendapatkan perhatian kalian, aku senang jika dengan aku bersikap seperti itu kalian menganggapku ada.
Aku juga sering berbohong pada diriku sendiri kalau aku kuat, aku bisa sampai di titik inipun sudah uyuhan. Haha, nyatanya sering sekali aku menghabiskan malam dengan bantal yang sudah basah. Dan berharap bisa tertidur nyenyak kemudian bangun dan mendapati aku sudah berada di tempat lain selain di dunia ini dan dalam keadaan hilang ingatan. (jangan di Amin-in).

Mengingat masa lalu bukan berarti ingin mengulang.
Mengingat masa lalu bukan berarti kita menyesal.
Mengingat masa lalu bukan berarti kita gagal move on.

Sesekali kita memang harus melihat kearah belakang, bukan untuk menjadikannya acuan dimasa mendatang. Tetapi untuk menjadi tolak ukur kita dalam melakukan segala hal kedepannya, mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi, lalu kemudian menerapkannya untuk masa depan.

Mungkin sulit bagi kita, terutama aku untuk berdamai dengan masa lalu. Kadang malah menjadikannya suatu beban dihidup kita. Cukup sulit karena, apa yang terjadi pada kita hari ini sangat berkaitan erat dengan masa lalu, hubungan sebab-akibat yang sudah menjadi takdir alam yang tidak bisa ditolak. Cukup sulit karena, kebanyakan dari kita terlalu banyak mengingat masalalu yang menyedihkan, padahal tidak semua masa lalu itu berisi pilu.

Aku bilang tadi "mengingat masa lalu bukan berarti ingin mengulang" . Pertanyaannya. Siapa yang mau mengulang masa lalu? Tidak ada. Ini berbeda jika kita terapkan pada sebuah hubungan. Aku ingin mengingatnya ketika aku ingin mengingatnya dan hanya ingin mengingatnya saja, tidak lebih. Kamu pernah? Berfikir, seandainya saja dulu aku begini... Seandainya aku tidak... Lalu kemudian mencari pembenaran-pembenaran atas kejadian itu? Pernah? Ingin mengulang? Kurasa tidak.

Lalu " mengingat masa lalu bukan berati kita menyesal". Tidak ada gunanya kita menyesal . Menyesali masa lalu? Untuk apa? Apakah bisa merubah masa depan? Tidak kan?!. Ketika kita memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan,  aku yakin kita telah-dengan-begitu sangat memikirkannya. Kita berani mengambil kepututusan, tandanya kita juga harus berani menanggung resiko yang ada. Aku yakin dari pada sibuk menyesali dan akhirnya ingin kembali mengulang, lebih baik fokus terhadap apa yang akan kita lakukan kedepan. Memang, kadang dengan mengulang kita bisa memperbaiki kesalahan sebelumnya. Tapi hey, aku rasa ini sama saja dengan kita membaca buku yang pernah kita baca. Ceritanya akan sama, begitupun akuhirnya. And just wasting your time right?

Terakhir "mengingat bukan berarti kita tidak bisa moving on" . Yang perlu kita tahu, move on itu bukan berarti kita melupakan hal-hal yang sudah terjadi, melainkan kita harus bisa menerima apa yang telah terjadi dan memutuskan untuk melanjutkan hidup. Jadi tidak ada salahnya dalam mengingat bukan? Kapasitas hati, persaan, dan otak manusia telah dirancang sedemikian rupa untuk merekam segala kejadian yang terjadi pada diri kita terutama kejadian menyakitkan.

Kesimpulannya, tidak salah kan jika aku ingin mengingat dia? Biar bagaimanapun dia pernah menjadi bagian dari kehidupanku meskipun tidak lama. Dia pernah ada buatku. Dia yang pernah mencoba membahagiakanku. Dia permah membuat hari-hariku berawarna. Lalu kemudian, memberikan luka tanpa jeda.

Aku sudah memaafkannya, meskipun belum sepenuhnya termaafkan. Dia bisa menebusnya sedikit demi sedikit ketika aku diam-diam merindukannya, diam-diam mengingatnya seperti sekarang ini.

Terkadang ketika kita berfikir semuanya sudah terlambat, kita terus saja memikirkan hal itu, sehingga kita tetap terpaku diam di tempat. Berfikir bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan lagi karena semuaya sudah selesai. Kita enggan mengambil langkah lagi karena sudah tersugesti itu hanya akan menjadi kesia-siaan saja. Kita lupa bahwa tidak ada segala sesuatu yang benar-benar terlambat jika kita masih mau berusaha dan mencobanya. Tidak ada yang namanya Terlambat jika kita mau sedikit lebih bersabar.

Kita hanya manusia biasa, hanya Tuhan yang bisa menentukan bahwa ini akhir atau malah baru sebagian dari perjalanan kita menuju sesuatu yang kita inginkan itu. Jangan dulu merasa lelah, karena bukan tidak mungkin disana Tuhan telah menyiapkan kado indah untuk kita. Percayalah, semakin sulit kita mendapatkannya, semakin kita akan bersyukur terhadap apa yang akan didapatkan nantinya

Jangan pernah berhenti ditengah jalan untuk menggapai apa yang sedang kamu perjuangkan, jangan bilang ini sudah terlambat. Jika kamu sudah merasa tertatih, berhentilah sejenak. Lalu kemudian bergegaslah kembali. Walaupun mungkin nantinya kamu tertatih kembali dan merasa ingin berhenti saja, cukup kenang kembali bagai mana susahnya kamu bisa sampai ketitik ini, bagaimana awal ketika kamu sangat ingin mengenalnya, ingin menyapanya, ingatlah segala sesuatu sebelum kamu berada diposisi yang sekarang ini,sedekat sekarang ini.

Tidak ada kata terlambat jika kamu mau mencoba. Mungkin sekarang dia yang kamu inginkan masih menunggu kamu untuk datang. Jadi, jangan berhenti dulu. Jangan biarkan arti penantiannya sia-sia karena kamu tidak jadi datang.

Tidak ada kata terlambat, jika kamu mau berusaha lebih keras lagi. Berusaha lagi meyakinkan dia yang akan melepaskan genggamannya dari kamu, bahwa kamu tidak akan pernah berhenti sampai disini. Kamu akan datang dan menggenggam tangannya lebih erat lagi.

Jangan menyalahkan keadaan dan mengutuki kenapa hanya kamu yang berusaha untuk menggapainya, kenapa dia tidak melakukan hal yang sama juga terhadapmu. Dan salah-salah berprasangka buruk bahwa hanya kamu saja yang berjuang, tetapi dia tidak. Aku mohon, buanglah jaih-jauh prasangaka buruk itu. Kita diciptakan untuk saling melengkapi. Ada yang akan datang dan menunggu. Ada yang mencintai dan yang akan dicintai. Ada yang berusaha mendekat dan yang sedang mempersiapkan diri agar lebih pantas untuk didapatkan. Tinggal bagaimana kita menempatkan dimana posisi kita saat ini.

Tidak ada kata terlambat jika kamu mencintainya :) datanglah dan katakan.



Mulai detik ini, aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya, aku harap aku bisa menepati janjiku sendiri sekarang. Aku akan menjauh dari kehidupanmu, aku akan bersikap seolah-olah memang tidak pernah terjadi apa-apa. Dan pasti ! pasti aku akan baik-baik saja. Jika hanya sekedar luka hati yang tertinggal, aku yakin, seiring berjalannya waktu pasti akan sembuh dengan sendirinya, akan kembali seperti sedia kala, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Mulai detik ini, aku tidak akan lagi menunggumu, aku akan bahagia dengan kesibukan hidup yang akan segera aku buat. Aku tidak akan meluangkan waktu barang satu menitpun untuk memikirkanmu lagi. Sudah cukup !  Aku rasa saat ini waktunya aku mengasihani diriku sendiri yang sudah benar- benar terlihat payah. Aku tidak akan memikirkan tentang “kita” yang tidak akan pernah menjadi kenyataan, karena seberapa keraspun aku berusaha untuk mewujudkan , kamu tidak akan pernah mau mengerti, dan kamu tidak akan pernah mau peduli. Mana mungkin akan ada “kita” jika disini hany ada aku tanpa adanya kamu.
Mulai detik ini aku akan memutuskan semua hubungan kontak denganmu, aku akn berhenti mengemis pengertian darimu, aku tidak akan mengganggumu lagi, aku tidak akan pernah protes dengan siapa akan akan berhubungan. Aku sudah tidak tau lagi caranya untuk membuatmu  untuk membuatmu percaya sepenuhnya padaku, untuk meyakinkan bahwa aku memang sangat menyayangimu, sama seperti kamu menyayangiku.

Sebenarnya, aku sangat ingin sekali menyatukan apa yang sedang kita rasakan ini, bukankah perasaan kita sama? Bukankah kita sama-sama saling tersakiti jika kita terus saja mengikuti ego kita masing-masing. Tapi sudahlah, aku sudah berulang kali mencobanya, tapi kamu? Kamu selalu memustahilkan semuanya.

Satu hal, aku masih akan tetap  disini dengan perasaan yang sama untukmu. Jika suatu saat kamu berubah fikiran, datanglah ! bicarakan baik-baik. Dan mulailah dari awal lagi, aku tidak akan keberatan. Tapi tidak untuk saat ini, aku tau kamu masih menyimpan perasaan tidak percaya padaku. Biarlah, aku yang akan mengalah,mungkin saat ini kamu belum bisa menerima semua tentangku atau mungkin kamu masih menganggapku tidak benar-benar serius padamu?

Oh iya, tentang semua catatan-catatan itu, YA ! aku membuatnya untukmu. Aku hanya ingin membuatmu peduli padaku, aku tidak bermaksud ingin menyakiti hatimu, aku tidak sedang menuduhmu.. ahh kamu memang kurang peka. Aku hanya ingin dikejar olehmu. Aku hanya ingin kamu sadar bahwa aku ini perempuan yang tidak mungkin memulai terlebih dahulu.
Percuma, aku tau kamu tidak akan membaca ini,

Aku sayang kamu :)
Ingin Lupa, bagaimana rasanya aku mengenalmu dulu, saapaan mu pertama waktu itu. Aku menyesalinya, sangat menyesalinya. Aku ingin kembali di masa aku hanya tau namamu, bukan tau tentang mu atau pun mengenalmu dan menjadikan kamu sebagian dari hidupku. Kembali di masa aku hanya puas dengan melihatmu dari jarak yang aku inginkan, bukan melihatmu dari jarak yang sangat terbatas lalu mengharapkan ada interaksi lebih dari sekedar saling melihat. Kembali dimasa aku akan tersenyum pada setiap postingan status mu di media sosial, karena aku yakin itu bukan tentangku, bukan malah merasakan perasaan tercabik ketika harus tau bahwa aku adalah alasan kamu membuat semua catatan itu, mendustakan semua yang telah aku lakukan untukmu.

Ingin Lupa, kenapa aku harus selalu menunggu kamu. Bukankah semuanya sudah sangat jelas? Aku yang mengingin kan kamu pergi. Tapi maukah? Sedikit saja kamu melihat kearahku, bagaimana aku mengatakan bahwa aku ingin kamu pergi dariku. Sungguh, apa ada orang yang tidak menangis ketika mengatakan hal yang justru sangat bertentangan dengan apa yang diinginkannya. Aku ingin kamu pergi. YA ! | Tentu saja aku sangat menginginkan kamu utuk tetap tinggal. Aku ingin kamu melupakanku dan begitupun sebaliknya, aku akan melupakanku, tapi untuk mempraktekannya tidaklah semudah aku mengatakannya.

Ingin lupa, saat pertama kali aku mendengat suaramu menyebut namaku. Lebih baik kamu tidak usah tau namaku agar kamu tidak pernah sekalipun mengucapkannya. Saat ini untuk mendengar suaramu saja sangat sulit, seakan kita berada di dunia yang berbeda, padahal kita hanya berbataskan jarak yang entah apa itu, jarak yang masing-masing dari kita enggan untuk melewatinya.

Kalau saja semuanya bisa sesederhana seperti yang kamu lakukan J, kalau saja semuanya bisa semudah yang kamu katakan J,  kalau semuanya bisa se mu dah kamu datang padaku secara tiba-tiba. Aku tidak akan tersiksa seperti sekarang ini. Aku bukan perempuan dengan perasaan seorang malaikat, yang bisa setiap saat memaafkan setiap kesalahanmu.

Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari aku? Kamu ingin aku menyingkir dari hidupmu? Bukankah sudah aku lakukan. Harus menyingkir seperti apa lagi agar kamu mengerti bahwa berada di sampingmu itu bukan perkara mudah.

Berulangkali aku coba menebak apa sebenarnya yang benar-benar kamu inginkan dari aku? Aku sudah menanyakan secara baik-baik padamu, setiap ada kesempatan aku pasti selalu menanyakan itu. Beberapa option tetang hubungan kitapun sering aku cecarkan padamu kan? Tapi kamu, lebih memilh untuk diam. Tidak pernah memberi jawaban yang pasti.

J, asal kamu tahu. Aku , perempuan hanya butuh kepastian saja. Aku, perempuan pasti akan menepati janji yang telah dia ikrarkan dengan hatinya. Aku , Perempuan yang akan mendengarkan semua apa yang orang dia sayangi katakan, aku akan menurut, asalkan kamu mau bicara. Satu hal, tolong berikan aku kepastian. Aku tidak mengerti arti dari diammu itu. Apa kamu bosan, apa kamu benar-benar sudah muak denganku, atau sebaliknya. Kamu hanya kehabisan kata-kata untuk meyakinkanku.

Iya, aku tau. Kamu pernah beberapakali meyakinkanku untuk tetap bersamamu dengan kalimat “ Aku sayang kamu, sampai saat inipun masih begitu”. Hanya sebuah kalimat tanpa dibarengi dengan tindakan. Haruskah aku percaya? Jangankan untuk percaya, hanya membacanya saja aku tidak pernah benar-benar yakin kalau itu memang yang kamu rasakan terhadapku.

3 bulan J kamu menyiksaku dengan keadaan ini. Kamu tau rasanya? Bahkan hanya untuk membuat fake smile terhadapmu saja aku sulit. Aku hanya minta kejelasan atas semuanya. Apapun orang-orang menamai hubungan kita ini, aku tidak peduli. Aku juga masih menyayangimu. Aku hanya butuh bukan sekedar kalimat “aku sayang kamu” tapi pembuktian. Jika memang tidak bisa, tolong lepaskan aku. Itu saja.

Apa yang harus aku lakukan J? Ah aku hampir gila, karena terus menanyaimu dengan pertanyaan ini *sigh. J, dadaku selalu tiba-tiba tercekat setiap kali kamu mengirim pesan padaku seperti tidak terjadi apa-apa. Aku yakin, kamu bisa membaca semua pesan yang aku kirim panjang-panjang padamu. Aku hanya ingin kamu mengerti, tidak bisa kah? Sedikit saja. Jawab semuanya, aku bosan menghadapi sikap innocentmu itu. J !! berapakali harus aku tegaskan, HUBUNGAN KITA ITU TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA ! KAMU SEDANG MEMPERMAINKAN PERASAAN SEORANG MANUSIA ! bisakah kita bicara sebentar, bicarakan tentang semuanya. Agar aku tau, aku harus melangkah kemana nantinya. Kamu fikir, masa depanku tidak ditentukan dengan ini? Kamu kira dengan aku mematung dan terpaku padamu aku bisa dengan mudah mendapatkan masa depan yang aku inginkan?

Aku pernah berjanji, setelah ulang tahunmu itu aku tidak akan menangis lagi, semuanya akan berakhir, dan aku akan bahagia. Malam itu, kenapa kamu menahanku untuk pergi, kenapa kamu menangis didepanku? Kenapa kamu berjanji bahwa kamu akan berubah? Bodoh ! itu membuatku meninggikan harapanku padamu lagi, iya memang aku bodoh ! harusnya aku sadar, mungkin itu hanya akal-akalanmu saja agar bisa lebih lama mempermainkanku. Malam itu tubuhmu sampai bergetar ketika memeluku, aku bisa merasakan bahwa masalah yang sedang kamu hadapi itu tidaklah mudah. Mustahil hatiku tidak akan luluh dan kembali menjadi bayang-bayangmu lagi.

Aku ingin kamu tahu J,,? setelah malam itu, aku mengingkari semua janji yang aku ucapkan pada diriku sendiri, aku mengingkarinya. Dan lihat? Apa ada perubahan dari kamu? Kamu masih tetap Jamil yang aku kenal, Msih tetap menjadi Jamil yang jahat ! Aku kecewa, sangat kecewa ! aku salah karena harus kembali lagi percaya kata-katamu.

2 hari yang lalu, kamu minta maaf lagi padaku, kamu bilang kamu sangat menyesal karena belum bisa menjadi seperti apa yang aku mau. SUNGGUH ! aku sama sekali tidak melihat perjuanganmu untuk mempertanggung jawabkan kata-katamu tadi. Sama sekali tidak ada action, yang lebih parahnya lagi, kamu langsung menghilang setelah itu. Berapakali kamu mengabaikan pesanku? Aku disamakan seperti sampahkah olehmu? Kata-kata yang seperti apa lagi yang harus aku percaya ? janji mana lagi yang bisa terima dari kamu J? tidak ada kan??

Entahlah, mungkin  sepertiga dari memori  otakku sudah terpenuhi tentang kamu semua. Apa kamu mau percaya kalau aku bilang, bahkan saat aku tertidurpun aku tidak pernah benar-benar berhenti memikirkamu. Mungkin juga hatiku sudah ter setting sedemikianrupa untuk memaafkan semua perbuatan yang kamu lakukan padaku.

Pernah aku membayangkan bisa menikah denganmu, punya 4 anak dan kita bahagia. Tapi hancurlah, itu hanya lamunan gila dariku. Tidak akan pernah jadi kenyataan. TIDAK !

J, sekali lagi aku mohon, lepaskan aku,aku juga berhak bahagia. Jika itu bukan bahagia denganmu, pastilah dengan orang yang bisa lebih menghargai perasaanku. Percuma jika aku terus menunggu kamu yang sama sekali tidak pernah berani untuk memberi kepastian. Kamu pasti lelahkan? Aku juga sama seperti kamu. Jadi mari kita sama-sama berhenti dan sama-sama saling mengakui kalau kita tetap seperti ini, tidak ada satupun yang akan bahagia, karena bahwasannya memaksan sesuatu yang tidak cocok, itu bukanlah cinta.

Jangan pernah menarik ulur perasaanku lagi J, aku perempuan bisasa, sama seperti yang lainnya.


Sedang dalam kondisi sadar yang se sadar-sadarnya, dan dikeadaan sadar ini tiba-tiba aku masih merasa tersadar juga kalau ternyata sadar itu menyakitkan, Aku kelelaha . Bukan apa-apa, cuma merasa ada sedikit atau sesuatu yang menguak di dalem sadarku tadi. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail, hanya saja perasaan merasa kehilangan sesuatu yang semakin hari semakin menjadi perasaan yang tidak bisa aku jelaskan.

Sepertinya aku baru sadar kalau ternyata semakin aku berpura-pura lupa, justru malah sebaliknya. Jangankan untuk benar-benar melupakan, hanya sekedar berhenti atau mengalihkan perhatian ke hal lainnya pun susah. berulang kali aku bilang pada diri sendiri, aku baik-baik saja  aku akan segera baik-baik saja. yang ada seringkali aku bersikap tidk wajar dan kehilangan kontrol akan diriku.  Padahal,  susah payah membujuk diri sendiri supaya terlihat normal seperti manusia lainnya.

Aku baru sadar, ternyata saat aku sudah menyadari semuanya,  aku memang sudah kehilanganmu, aku tiba-tiba seperti baru terbangun dari lamunanku dan mendapati kenyataan bahwa aku yang menyebabkan kehilangan itu. Waktu itu, aku sangat yakin, aku tidak benar-benar memikirkan bagaimana dampak yang timbul dari apa yang aku lakukan.

Aku sadar, saat ini aku mulai merasa ada sesuatu yang aneh, sepeti sebuah penyesalan, seperti sebuah kerinduan barangkali, atau kesepian, Entahlah, rasanya semakin hari semakin aneh. Awalnya, aku berhasil berperang dengan ego ku utuk tetap tidak mempertahankanmu.Tapi sekarang?
Aku juga sadar Sekarang , ternyata memang benar, aku masih mengharapkan tentang kita, yang aku bilang mustahil itu, ternyata aku masih sering menunggumu kembali diantar oleh sebuah keajaiban dan ternyata aku juga masih sangat bahagia bisa kendengar segala sesuatu tentangmu dari kejauhan.
Aku sangat merindukanmu, merindukaan percakapan kita yang weird itu. Masih ingat ttg jm 7,9,1 ? aku ingin kembali, tapi aku tidak bisa melewati batas itu. Batas yang sebenarnya aku ciptakan sendiri, entah jarak seperti apa yang aku inginkan sebenarnya. Aku ingin menjauh darimu, aku ingin membuang semuanya, tapi aku juga tidak bisa. Sebaliknya, untuk membiarkan kamu terus bersamaku pun, aku tidak bisa..

Aku sering melihatmu dengan jarak yang sangat dekat sekalipun. Tanpa kamu tau, aku hanya bisa melihatmu, itu saja. Kamu tau bagaimana tersiksanya aku? Terlalu kekanakan kan jika aku meminta Tuhan untuk tidak pernah mempertemukan kita lagi, yang pada kenyataannya aku ingin melihatmu setiap aku ingin. Rasanya munafik, pura-pura tidak melihat. Padahal sangat jelas tepat berada di depan mata. Pura-pura tidak lagi ingin peduli, tapi enggan memutuskan kontak dengannya. How looser you are, Put!!
Aku tidak bisa jika harus membuang semuanya dalam waktu yang sangat singkat. Aku kewalahan. Aku ingin berhenti untuk peduli, aku ingin bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. bahkan sampai saat ini, aku tidak pernah tau berhenti dalam hal apa yang aku inginkan.
Hanya hal yang aku tau kenapa aku harus berhenti untuk mencoba mengerti kami, Aku bukanlah satu-satunya perempuan yang sedang belajar untuk mengerti kamu, ada orang lain yang sudah belajar terlebih dulu sebelum aku.
author
Jake Simms
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt utlaoreet dolore.