Recent Posts

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sorry bi,
Aku memang bohong sama kamu tentang Jamil, tentang hubunganku sama dia. Aku sengaja nutup-nutupin itu. Awalnya aku pengen bilang, tapi aku fikir belum saatnya. Dan bahkan sampe sekarang, sampe aku terlanjur menikmati kebohongan ini. Aku takut kamu jauh dari aku bi. Aku butuh kamu. Jamil bukan lah sumber kebahagiaanku yg sebenernya aku butuhin. Dia cuma ada disaat dia butuh aku. Tapi dia gak pernah ada saat aku yang butuh dia. Cuma kamu bi, yang ada saat itu.

Sorry bi,
Mungkin sekarang semuanya udah jelas buat kamu. Kamu udah tau mesti jalan kemana setelah tau semua ini. Kamu udah ngga berhak buat sedih ataupun ngerasa bingung lagi tentang aku. InsyaAllah aku bisa jaga diri sebisaku. Kamu harus bahagia bi.
Soal aku sama Jamil sekarang, aku masih belum tau mau gimana. Yang jelas, aku ngga mungkin terus jalan sama dia tanpa status yang jelas.

Sorry bi.
Aku emang telat buat ngasih tau ini semua. Mungkin saat ini kamu sangat marah sama aku. Dan itu wajar. Saranku. Lakukan sekarang kalau kamu ingin pergi. Aku, yakin pada diriku sendiri.. seburuk apapun perlakuan Jamil sama aku, sesakit apapun aku coba buat pertahanin dia. Aku masih bakal jadi pecundang yang masih setia berdiri disamping dia.

Sorry bi.
Ada sedikit niat jahatku buat milikin kamu sekaligus Jamil. Tapi untung akal sehatku masih berfungsi dengan baik. Aku tidak melakukan itu.
Ingat? Saat kamu tanya. Aku mau fokus kesiapa dulu?. Waktu itu aku jawab kedua-duanya, sekarang sudah faham kan arti jawabanku itu.

Sekali lagi aku minta maaf bi.

Tuhan, apa yang harus aku lakukan? aku rasa semuanya menjadi semakin rumit. berulang kali aku coba luruskan, tapi hasil yang kudapat selalu nihil.apa aku kurang bersyukur padaMu?
Tuhan, bisakan kamu tunjukan tempat dimana aku bisa menjerit sekencang-kencangnya? semua beban ini terus saja menumpuk didadaku tanpa bisa aku keluarka. bagaimana jadinya nanti aku ini?
maafkan aku yang hanya bisa mengeluh padaMu, menyalahkan takdir, bahkan menuduh bahwa Kau tidak adil. Aku tahu, ada rencanamu yang sudah dipersiapkan lebih indah olehMu. aku percaya itu.
Hanya saja keadaan dan takdir yang saat ini aku jalani sungguh sangat berat untuku. Senang sekali rasanya melihat orang lain yang bebannya jauh lebih ringan dari padaku. katanya setiap manusia itu sama didepanMu. tapi kenapa kamu beri kemudahan untuk mereka dan kesulitan selalu untuku. bukankah disetiap kesulitan aku selalu mengumpatmu? jadi bagai mana bisa aku mendapat sisi baik dihadapanmu kelak?

Aku benci ketika aku harus mengeluhkan tentang keluargaku yang memang sudah hancur berantakan dari semenjak aku lahir. mungkin ini juga takdirmu Tuhan, tidak menjadikan keluarga tempat yang nyaman untuku.
aku bahkan tidak bisa menjawab jujur ketika tiba-tiba ada yang bertanya. berasal dari keluarga macam apa kamu put? aku malu.
tidak ada Ayah yang bisa aku banggakan kewibawaanya,
Tidak ada ibu yang bisa aku banggakan masakan enaknya,
Tidak ada adik yang aku banggakan kelucuannya.
hidupku kosong.
aku tidak punya itu semua.
dimana letak adilMu?
bahkan hanya sekedar rumah untukku beristirahat sejenak aku tidak punya.
aku ini siapa?
manusia mana yang bisa menerimaku dengan se abreg kekuranganku itu?
terkecuali Tuhan memang sudah menciptakan manusia khusus seperti itu untukku.

itu baru tentang keluarga.
kehidupanku saat ini jauh lebih berantakan.
tidak ada orang yang benar-benar menyayangiku.
aku sendirian,
teman? iya. kuanggap mereka hanya manusia yang kebetulan hidup di temoat yang sama denganku. tidak ada yang bisa aku percaya didunia ini. termasuk diriku sendiri.
menyedihkan yah?
harusnya orang sepertiku dilahirkan dengan kekuatan super seperti ditivi-tivi. tidak, mungkin terlalu muluk jika aku meminta kekuatan fisik yang melebihi batas wajar manusia.
aku ingin punya kekuatan untuk bisa menjalani kenyataan hidup yang sedang kujalani ini.
untuk menghadapi setiap masalah yang ada.
karena selama ini yang bisa aku lakukan adalah menangis dan mengutuki diriku sendiri.
aku tidak pernah diberi keberanian untuk menemui masalahku itu.
aku pengecut,Tuhan.

Tuhan, apa yang sebenarnya bisa aku banggaakan dariaku sendiri.
kenapa aku hanya melihat kekurangan dan kecacatan disana sini?
aku lelah.
bisakah aku tertawa lepas tanpa harus memikirkan semua masalah itu?
hatiku tidak cukup luas untuk menampung semuanya? tidak cukup luas.

bisakah aku meminta padaMu? malam ini.
belakangan ini ada satu nama yang sering mengganggu tidurku
ah, tiga. bukan satu nama. tapi 3 nama.. tentu dengan raga yang berbeda.
yang pertama, yang sedang kuperjuangkan saat ini, dan sedang besamaku juga saat ini. mohon tunjukan jalanmu aga aku bisa membuka mataku lebar untuk bisa melihat bahwa dia tidak cukup baik untuk ku, tidak cukup hebat untuk perempuan rapuh sepertiku, tidak cukup setia untuk perempuan pencemburu sepertiku, tidak cukup kuat untuk ikut serta menanggung bebanku, dan tidak cukup siap untuk menerima cacatku ini.
aku ingin, jika memang seperti itu adanya. tolong hentikan aku.
biarkan aku menyerah saja untuk memperjuangkannya. ingatkan aku bahwa hidupku sudah cukup sulit selama ini jika masih harus menghadapi itu semua. patahkan semua harapanku.

yang kedua,Tuhan. dia sosok pemuda yang baik. sangat berbanding terbalik dengan orang yang pertama itu. dia dewasa, baik, dia mau memperjuangkanku, dia sedikit tau tentang lemahku, tentang apa yang kuhadapi saat ini. dia menjanjikan kesetiaan yang tanpa batas. tapi masalahnya aku sudah terlalu buta. aku tidak pernah melihat dan menghargai perjunganya selama ini. aku akan melupakan dia jika aku ingin melupakannya. tapi, kelihannya dia sudah menyerah sekarang.
aku mohon, Jika dia memang yang Kau persiapkan itu. tolong runtuhkan niatnya untuk pergi dan beranjak dariku. bisikan padanya untuk bersabar sebentar lagi. selagi kamu berusaha membutakanku tentang pria itu.
jaga perasaan sayangnya untukku.

dan yang terakhir. Tidak banyak yang aku ketahui tentang dia. dia sangat sederhana, sederhana sekali. dia tidak pernah melakukan banyak hal padaku, dia tidak pernah membuatku merasa terbebani dengan perasaanya, tapi dia bisa membuatku tersenyum tanpa alasan. ya terkecuali memang alasannya adalah dia. dia tidak pernah menjanjikan sesuatu yang muluk-muluk. dia simple, dan aku NYAMAN. sangat nyaman. dia tidak pernah peduli tentang aku, karena mungkin dia sadar porsi dia saat ini hanya sebatas apa. dia lucu. hanya itu.

Bagai mana? bisa tuntun aku untuk menemukan jalan yang terbaik untuku Tuhan.? kalaupun malah bukan dari keriganya kelak, tapi untuk saat ini aku ingin bersama salahsatu diantara mereka. aku tidak sedang melakukan sebiah piliha, atau malah ini malah menunjukan keserakahanku? tidak sama sekali. aku hanya ingin bercerita, itu saja.

Tuhan, sampai kapan aku akan pura-pura kuat seperti ini? titip salam yah buat Ayah di surga. semoga dia ditempatkan disisiMU yang paling baik.

Berada dalam keadaan akan dilepaskan dan akan melepaskan, bukanlah perkara mudah. Berada dalam posisi ingin disayangi dan sedang sangat menyayangi seseorang juga tidak kalah rumitnya. Aku tidak pernah menginginkan berada diposisi sekarang ini, dimana aku menyakiti dan tersakiti sekaligus.
Sekarang panggil aku serakah, karena memang pada dasarnya aku tidak mau kehilangan salah satu dari kamu.
Aku adalah salah satu dari sekian juta gadis yang membuat hidupnya rumit karena perbuatannya dan jalan yang sudah dipilih sendiri.

Apa yang bisa membuat kamu lebih baik saat ini? Pergi dan mengabaikanku? Lakukan.
Mungkin kamu fikir aku ini cuma seorang perempuan yang hatinya bisa dengan mudah melupakan bahwa dia pernah mencoba untuk mempersiapkan ruang kosong disebelah hatinya orang itu.
Mungkin juga kamu fikir kalau semua omonganku itu hanya candaan saja.
Aku mengerti. Mengharapkanku sama saja dengan membuang waktumu. Jadi, pergi saja. Tidak ada yang bisa aku janjikan untukmu.

Jangan pernah mencoba untuk jadi orang yang paling peduli lagi terhadapku. Jangan pernah menanyakan tentang aku dan dia lagi. Jangan pernah memaksa ku untuk menceritakan semua beban ku padamu. Jangan pernah mencoba mwmbuatku tersenyum lagi.

Lalu apa bedanya kamu dengan dia? Dia yang selalu aku ceritakan padamu? Memberikan harap lalu pergi? Sama saja kan ? Hey, aku baru saja telah akan kehilangan dia, dan kamu? malah memperparah keadaan. Membuat lukaku berlipat ganda. Jadi, harus aku apakan kata-katamu yang sudah terlanjur aku cerna? Harus aku ubah jadi air mata lalu aku buang?

Dari awal sudah aku katakan, aku perempuan yang cukup rumit dengan segala keadaanku yang cacat saat ini, bukankan sudah aku ingatkan? Untuk selalu berada diposisi seharusnya. Tidak bisakah? Sebentar saja.

pernah ada seorang teman yang bertanya seperti ini:
"kenapa seseorang bisa dengan mudah secara tiba-tiba untuk memutuskan berhenti mencintai? hati manusia itu cuma satu, kalau sudah untuk mencintai dia. kenapa bisa tiba-tiba berhenti dengan begitu saja?"

aku memang awalnya tidak begitu peduli. tapi tidak ada salahnya untuk memikirkan kembali pertanyaan temanku itu, yang memang sampai saat ini pun, aku masih belum menemukan jawaban yang tepat.

kalau tidak salah, temanku juga pernah bilang " Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh " yang artinya kita tidak bisa memegang kendali atas hati kita, sekali pun itu milik kita sendiri, kan? Dia akan tinggal di tempat dimana ia ingin tinggali.

iya itu aku, aku tidak bisa mengontrol perasaanku dengan baik. aku akan dengan mudah menyukai seseorang dan tiba-tiba berhenti menyukai seseorang juga. aku mudah merasa bosan, merasa tersakiti, merasa tidak dianggap. dan masih banyak lagi alasanku untuk benar-benar berhenti menyukai seseorang.

atau mungkin aku hanya terOBSESI pada mereka, obsesi yang sudah aku salah artikan menjai CINTA, tau kan? objek obsesi tidak lagi berharga jika sudah ada dalam genggaman. berbeda dengan objek cinta, yang akan berharga sampai kapan pun.

Sekarang yang menjadi masalah ternyata diriku sendiri, aku koreksi yah ? mungkin kata "kenapa seseorang..." menjadi " kenapa kamu.."  " kok bisa sih kamu...."

bukan tidak ingin aku memiliki hubungan yang berumur panjang seperti lainnya, atau hanya sekedar menjaga status jomblo-ku barang beberapa bulan supaya aku tidak terlihat gampangn atau apalah mereka mendefinisikannya. aku bahkan menantikan saat ditanya oleh orang lain " sudah berapa lama kamu pacaran ?" dan aku menjawab dengan bangga " sudah blablabla tahun..." bukan hanya dalam hitungan bulan sudah kandas. mengertilah.. ada banyak alasan kenapa aku lebih memilih mengakhirinya dengan cepat.

ku ulangi lagi, ini memang salahku. bukan aku sedang membela diri, tapi pada faktanya. Salahkan jika aku mencari yang terbaik dari yang terbaik? aku tidak mungkin secara tiba-tiba merasa nyaman dengan orang baru, lalu meninggalkan orang yang sedang bersamaku kan tanpa sebuah alasan. untuk mempertahankan? aku sudah mencobanya. tapi gagal
Bahkan ada juga yang melepasku dengan begitu saja.
 
Lebih sakit lagi ketika menerima kenyataan bahwa, ada beberapa orang yang bilang bahwa aku tidak terluka sama sekali, atau malah sebaliknya aku sangat bahagia (aku tidak menyalahkan, jika aku diposisi mereka mungkin juga aku akan beranggapan sama). aku terluka, aku sakit, dan aku juga menangis. aku menyesal kenapa bisa dengan mudah mengucapkan kata-kata berakhir, aku emosi saat itu. aku memang mendesak dia , tapi BUKAN JAWABAN IYA yang aku mau. bukan ! kita berdua sama-sama terluka. dia bisa melampiaskannya bersama teman-temannya, sedangkan aku?
ah, aku tidak ingin mengingat masa-masa menyedihkanku itu lagi. cukup aku yang akan mencoba mengerti tentang semuanya, karena memang pada dasarnya aku yang menjalani. aku meliahat semuanya dari berbagai sudut pandang. kembali lagi. disini aku yang salah.

aku bertemu orang baru lagi, menceritakan betapa sedang terpuruknya aku, dan kembali merasa nyaman, sedikit demi sedikit berhenti berharap bahwa waktu bisa berputar kembali ke malam itu.

kembali kemasa sekarang untuk mencoba menjawab pertanyaan itu lagi.
pada intinya hati itu sensitif, jika orang yang kita percayai untuk menjaganya sudah tidak bisa lagi dipercayai dan kemudian dia menemukan tempat lain yang lebih menjanjikan dia untuk tinggali. Dia akan berpindah, tanpa harus di suruh oleh otak kita.

aku percaya, pada akhirnya akan ada tempat untuk hati kita yang jumlahnya hanya satu ini yang akan menjadi selamanya tempat untuk berdiam. selamanya ~



entah berapakali malam lagi yang akan kuhabiskan hanya untuk mengingatmu, seperti ini, seperti malam kemarin, bahkan malam kemarinnya, sampai minggu kemarin, bulan kemarin mungkin??
rasanya tidak pernah cukup bagiku. Tentang kamu yang tidak pernah bisa aku jelaskan mengapa aku bisa menempatkan kamu secara istimewa di hatiku.

Tidak ada kenangan yang sangat special yang membuatku selalu mengingatmu. Seperti candle light dinner? Atau apalah itu. Tidak pernah ada,
kurasa.
Ah, aku ingat. Pernah satu malam.. 2 bulan lalu, iya... aku merasakan kamu benar-benar menjadi miliku seutuhnya. Kita begitu sangat dekat.. tidak ada jarak, aku kamu, kita.. malam itu. :)

Sialnya kenapa itu hanya terjadi 1 kali saja. Boleh aku meminta? Aku ingin mengulanginya :)
Tidak, aku hanya bercanda. Aku tidak mungkin membebanimu dg rengekan bodohku itu.

Kamu itu...
Sepertinya memang tidak ada kata yang bisa aku pakai untuk mendeskripsikan kamu, tentang kita atau pun tentang seperti apa aku padamu.
Yang aku tahu saat ini adalah, aku terlalu mudah untuk dilupakan olehmu, aku terlalu gampang untuk kamu gantikan dg orang lain.
Sangat berbanding terbalik dgku..
Dengan perasaanku untuk mu.

Harus berapa hati lagi yang harus aku patahkan? Harus berapa kekecewan dari mereka yang kamu ingin lihat untuk membuktikan bahwa aku ingin mempertahankanmu, ingin bersamamu.

Kamu, yang tidak pernah mengizinkan telingamu untuk mendengarkan ceritaku.
Kamu, yang tidak pernah mengizinkan matamu untuk melihat tangisku.
Kamu, yang tidak pernah mengizinkan bahumu untuku bersandar.
Kamu, yang sengaja menghilang ketika aku membutuhkanmu.
Kamu, yang sudah ratusan kali mengabaikan ku.
Kamu, yang tidak pernah sedikitpun merasakan bahwa aku itu ada, mengharapkan ruang kosong dihatimu,

Aku hanya mendapatkan bayanganmu saja.
Ha ha. Hanya bayanganmu.
Itu sudah bisa membuat ku lupa tentang mereka yang ada untuk ku.
Selalu ada untuk menghapus tangis yang disebabkan olehmu.
Selalu ada untuk mendengarkan ceritaku tentangmu.
Selalu menguatkanku ketika aku bilang ingin menyerah saja.
Padahal sederhana saja yang mereka inginkan.
mereka ingin melihatku kembali tersenyum, sederhana sekali bukan.
Meskipun dg cara sok kuat mereka yang terus menginginkan bahagiaku bersama kamu.

Apa kamu pernah peduli?
Aku tidak sedang membandingkan kamu dengan mereka, karena memang disini terlihat jelas, aku yang mempersulit cerita ini. Sebenarnya, jika aku cukup pintar.. aku akan pergi dari harapan bodoh ini, untuk bersama salah satu dari mereka. Salah satu dari mereka dan kemudian punya cerita bahagia.
Toh, kamu tidak akan pernah mencoba peduli atau bahkan berakting mempertahankanku.
Hey ! Harus berapa kali aku menampar diriku sendiri kalau itu tidak akan pernah terjadi.

aku hanya ingin bertahan sampai aku benar-benar menyerah, sampai aku benar-benar tidak berani lagi untuk hanya sekedar berharap tentangmu.
Saat itulah aku akan pergi, aku tidak akan seperti ini terus kan?
Sialnya, dalam hal ini aku tidak bisa membuat perjajian akan sampai kapan aku seperti ini. Bukan tidak bisa, tapi tidak berani, karena aku yakin aku akan terus mengingkarinya.

Jika pada akhirnya, mereka yang mempertahankanku saat pergi, satu persatu. karena aku yakin justru merekalah yang akan lebih dulu menyerah dari pada aku.
Aku tidak akan meminta mereka untuk tetap tinggal. Harus jadi orang jahat macam apa lagi aku? Mereka sudah cukup terluka (mungkin) dg hanya menemani aku (-dan kamu) saat ini.

Bulan malam ini tidak penuh, justru malah redup. Tapi terlihat begitu indah, karena sudah menerangiku bercerita sekilas tentang aku (-dan kamu).

author
Jake Simms
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt utlaoreet dolore.